Sarung tangan robot SCRIPT untuk penderita stroke. |
Perangkat ini disebut SCRIPT, singkatan dari Supervised Care and Rehabilitation Involving Personal Tele-robotics. Dilansir dari laman Reuters, para peneliti dari Universitas Hertfordshire dan sekelompok tim peneliti Eropa yang mengembangkannya.
SCRIPT dirancang untuk memfasilitasi gerakan berulang, melatih gerakan tangan dan pergelangan tangan pasien. Baik itu pada tingkat kronis penyakit atau setelah mereka keluar rumah sakit. Sarung tangan dilengkapi sensor yang memungkinkan kemajuan pasien dipantau baik oleh pasien itu sendiri atau terapis.
Sebanyak tiga puluh empat relawan diuji menggunakan sarung tangan, bersama dengan permainan komputer yang dirancang khusus. Hasilnya terbukti menggembirakan. Penyintas ganda stroke Shani Shamah, sudah dua kali menggunakan perangkat untuk membantu memberikan umpan balik ke koordinator SCRIPT, Farshid Amirabdollahian, perancang sarung tangan.
Shamah tidak disangka-sangka dapat bertahan setelah serangan stroke kedua pada April 2013 yang membuat perdarahan pada di otaknya.
“Saya kehilangan kemampuan berbicara, kehilangan seluruh fungsi tubuh saya di sisi kiri, lengan, bahu, tangan. Melalui fisio intensif di unit rehabilitasi khusus, saya kembali diajarkan berjalan dan menggunakan lengan dan tangan saya. Peralatan itu sudah menunjukkannya hari ini,” kata Shamah.
Stroke dapat membuat tangan penderita terkatup semi-permanen, dengan pergelangan tangan tertekuk. Proyek ini bertujuan untuk mengatasi cedera tersebut. Menyediakan pasien dengan latihan berulang, menyenangkan sambil mengenakan sarung tangan.
“Posisi tangan dan pergelangan tangan menjadi tidak normal karena tangan sepenuhnya tertutup, dan pergelangan tangan tertekuk,” katanya.
Yang ingin kita lakukan adalah membuka tangan dan memperpanjang pergelangan tangan sehingga pasien bisa mendapatkan kembali postur tangan dan pergelangan tangan normal, mereka dapat berlatih terapi.”
Shamah merekomendasikan terapi ini bagi para penderita stroke seperti dirinya. Dia berkata, cara ini jauh lebih menarik daripada latihan membosankan yang dilakukannya sendiri untuk pemulihan.
“Sangat membosankan ketika Anda hanya duduk di meja, mengambil bola dari kotak dan meletakkannya di atas meja di samping Anda. Sedangkan di sini, Anda bisa memasukkan buah ke dalam keranjang, dan itu bisa menjadi sebuah prestasi."
Prototipe ini dikembangkan sebagai bagian proyek senilai US $ 4,9 juta atau senilai Rp 637 miliar oleh tim peneliti Universitas Herts.
Amirabdollahian berkata, investasi dari luar diperlukan agar desain akhir siap dalam waktu dua tahun. Dengan biaya kurang dari US$ 10 ribu per sarung tangan, perangkat ini jadi pilihan kesehatan terjangkau bagi rumah sakit umum di Amerika Serikat.
ConversionConversion EmoticonEmoticon