Bonek Akan Kawal Keputusan BOPI di Surabaya

Persebaya Surabaya tidak diberi rekomendasi untuk mengikuti Liga Super Indonesia 2015 karena masalah legalitas.
Persebaya Surabaya tidak diberi rekomendasi untuk mengikuti Liga Super Indonesia 2015 karena masalah legalitas.
Koordinator aksi lapangan suporter Persebaya 1927, Andy Kristiantono atau yang akrab dipanggil Andie Peci, berkata bahwa bonek memberikan pujian atas langkah Badan Olahraga Profesional Indonesia ( BOPI ) yang tidak memberi rekomendasi Persebaya Surabaya dan Arema Cronus mengikuti Liga Super Indonesia 2015 karena alasan legalitas.

Menurut Andy, kurang lebih seribu bonek (panggilan suporter Persebaya 1927) pun langsung merayakan keputusan tersebut di Mess Persebaya. Selama ini, bonek sendiri mengambil sikap untuk tidak mengakui Persebaya Surabaya dan memboikot laga-laga yang dijalani oleh klub tersebut.

"Kami mengapresiasi keputusan politik Pak Menpora. Hal ini adalah sesuatu yang baru di persepakbolaan Indonesia," kata Andy saat dihubungi CNN Indonesia melalui sambungan telepon pada Kamis (2/4). "Apalagi Persebaya Surabaya dan Arema Cronus adalah dua simbol elit sepak bola Indonesia."

Pada Rabu (1/4), ketua BOPI, Noor Aman, telah mengumumkan hasil verifikasi terhadap klub-klub ISL. BOPI memberikan rekomendasi agar liga berjalan pada 4 April 2015 namun mencoret Persebaya dan Arema, serta meloloskan lima klub secara bersyarat.

Noor Aman sendiri menyatakan bahwa Persebaya Surabaya tidak lolos verifikasi karena masalah legalitas, yaitu peruntukan Surat Izin Usaha Perusahaan yang tidak sesuai dan juga karena Persebaya Surabaya masih bermasalah soal kepemilikan klub dan sedang menjalani proses pengadilan.

"SIUP untuk PT Mitra Muda Inti Berlian (pengelola Persebaya Surabaya) adalah untuk properti, batu bara, dan kontraktor, bukan untuk jenis kegiatan olahraga," kata Noor Aman pada Rabu (1/4).

Bagi Andy, pesan sederhana dari keputusan BOPI tersebut adalah harus adanya ketegasan dalam menegakkan peraturan dalam mengelola kompetisi. "Baru kali ini BOPI bertindak sesuai dengan kapasitasnya."

Namun, menurutnya, langkah ini seharusnya tidak berhenti sampai di sini karena dirinya memiliki harapan yang lebih besar terhadap yang bisa dilakukan Menpora terhadap tata kelola sepak bola Indonesia, bahkan hingga mengganti "rezim" yang kini memegang PSSI.

"Kami mengerti bahwa dibutuhkan dukungan yang lebih besar untuk melakukan hal tersebut. Seharusnya para pemain pun lebih berani bersuara untuk berbicara soal gaji yang tertunda atau juga soal pengaturan skor."

Andy kemudian menuturkan, pasca keluarnya keputusan BOPI tersebut, bonek telah mempersiapkan langkah selanjutnya.

"Kami akan berkomunikasi dengan Kapolda Jawa Timur dan juga Walikota Surabaya untuk mengawal keputusan tentang Persebaya Surabaya yang tidak boleh bermain."

"Apalagi yang bisa memberikan izin penggunaan stadion adalah walikota."

Sebelumya, CEO Persebaya Surabaya, I Gede Widiade, memastikan pihaknya akan tetap mengikuti kompetisi.

"Saya anggap lucu keputusan BOPI untuk melarang. Kalau PSSI atau PT Liga Indonesia, kami akan patuh. Yang berharak melarang sebuah klub adalah induk organisasi, yakni PSSI," ujar Gede saat dihubungi pada Rabu (1/4).

Gede juga menampik pernyataan BOPI kalau Persebaya mengalami masalah legalitas. Gede mengatakan, masalah legalitas adalah ranah pengadilan, bukan BOPI. Bahkan Gede mengatakan, Persebaya siap mengajukan tuntutan perdata dan pidana terhadap BOPI atas keputusannya.
Previous
Next Post »