Kondisi Yaman yang terus bergejolak menimbulkan kekhawatiran anak-anak akan direkrut sebagai tentara anak. |
Laporan dari Badan Perlindungan Anak PBB, UNICEF pada Selasa (31/3) menunjukkan bahwa setidaknya 62 anak tewas dan 30 lainnya terluka akibat pertempuran yang terus meningkat di negara Timur Tengah tersebut.
"Anak-anak sangat membutuhkan perlindungan, dan semua pihak yang berkonflik harus berupaya menjaga dan melindungi anak-anak," kata perwakilan UNICEF untuk Yaman, Julien Harneis, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (1/4).
Berlangsung selama lima hari, serangan udara negara Teluk, kecuali Oman, yang dipimpin oleh Saudi telah menewaskan puluhan warga sipil. Badan Pengungsi PBB, UNHCR, menerima informasi bahwa sekitar 15 hingga 20 orang tewas dalam serangan udara di kamp pengungsi di provinsi Hajjah itu Senin (30/3) lalu.
Menanggapi hal tersebut, sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, secara terpisah menyatakan dia "sangat prihatin" ketika menerima laporan sejumlah kematian warga sipil.
"Semua pihak yang terlibat dalam operasi militer di Yaman berkewajiban menjamin perlindungan warga sipil di bawah hukum kemanusiaan internasional," kata Ban dalam sebuah pernyataan.
Pilihan Redaksi
Dua Pesawat Boeing TNI Siap Angkut WNI dari Yaman
Serangan Saudi Diduga Tewaskan 40 Orang di Kamp Pengungsi
Pemerintah Akan Kirim Dua Tim Intensifikasi Evakuasi di Yaman
Kapal Perang AS Ikut Berantas Houthi di Yaman
Kepala PBB itu menyerukan "ketaatan pada prinsip-prinsip proporsionalitas, perbedaan dan pencegahan".
UNICEF menyatakan pertempuran di Yaman telah menyebabkan pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan rusak. Selain itu, pertempuran juga memperburuk krisis pangan dan kekurangan gizi akut yang telah terjadi di Yaman selama perang berkecamun.
Kondisi Yaman yang terus bergejolak juga menimbulkan kekhawatiran anak-anak akan direkrut sebagai tentara anak.
PBB sebelumnya menarik 13 karyawan asing terakhir dari Yaman. Sementara diplomat Maroko Jamal Benomar selaku utusan perdamaian dipindahkan ke Yordania untuk mencoba menghidupkan kembali perundingan damai.
"Dalam waktu perang, sulit untuk bernegosiasi damai, tapi ini sangat penting dilakukan," kata juru bicara PBB, Farhan Haq.
"Pertempuran harus segera dihentikan agar kondisi kembali seperti sedia kala," kata Haq melanjutkan.
Kondisi Yaman terus bergejolak sejak kelompok pemberontak Syiah Houthi menguasai ibu kota Sana'a dan mulai merangsek masuk mendekati Aden, markas terakhir Presiden Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi.
Lima negara Teluk, kecuali Oman, dan sejumlah negara lainnya bergabung dalam serangan udara yang dipimpin Saudi pekan lalu, setelah Hadi meminta intervensi militer di negarannya.
PBB menyatakan dukungannya kepada Presiden Abd Rabbuh Mansur Al-Hadisebagai pemimpin Yaman yang sah Yaman. Hadi sendiri kini melarikan diri dan dalam kondisi aman di Riyadh, Arab Saudi.
Pada Selasa (31/3), media Inggris, The Independent melaporkan bahwa hujan bom jet Saudi diduga telah menewaskan sedikitnya 40 orang di kamp pengungsi di Yaman.
ConversionConversion EmoticonEmoticon