Masturbasi Masa Remaja Akar Perilaku 'Kecanduan Seks'

Masturbasi Masa Remaja Akar Perilaku 'Kecanduan Seks'
Perilaku seksual paling umum yang dikaitkan dengan gangguan seksual tersebut adalah masturbasi, mengonsumsi pornografi secara berlebihan, dan cybersex.
Kenyataannya, hiperseksual atau yang sering disebut sebagai 'kecanduan seks' di masyarakat adalah sebuah gangguan seksual. Seseorang yang mengalami gangguan ini akan menyebabkan kerusakan, tidak hanya untuk dirinya tetapi juga orang lain.

Diagnosis hiperseksual tidak dikaitkan dengan kondisi seperti penyalahgunaan narkoba, yaitu fantasi atau perilaku seksual biasanya terjadi saat di bawah pengaruh, atau remaja, karena diagnosis biasanya tidak dibuat untuk seseorang di bawah usia 18 tahun.

Dalam Journal of Sexual Medicine edisi Oktober,Rory Reid, profesor psikiatri di Universitas California, Los Angeles, menjelaskan, gangguan hiperseksual paling sering berakar pada masa remaja atau dewasa awal.

Perilaku seksual paling umum yang dikaitkan dengan gangguan seksual tersebut adalah masturbasi, mengonsumsi pornografi secara berlebihan, dan cybersex (seks virtual yang dilakukan secara online).

Masturbasi Masa Remaja Akar Perilaku 'Kecanduan Seks'Faktor risiko yang menyebabkan hiperseksual lain adalah termasuk berhubungan seks dengan pelacur, selingkuh berulang-ulang, atau memiliki rata-rata 15 pasangan seks yang berbeda dalam satu tahun.

Kabar baiknya, gangguan hiperseksual dapat diobati. Menurut Reid, pengobatan meliputi terapi perilaku kognitif atau terapi pengalaman yang membantu seseorang memproses emosi dan mengembangkan keterampilan dalam mengatasi perilaku tersebut.

Pengobatan lain adalah meditasi ketenangan jiwa yang membantu pasien meningkatkan toleransi mereka saat mengidamkan seks.

Namun, beberapa orang bertanya-tanya, apakah dengan melabeli perilaku seksual di luar kontrol sebagai patologi hanya mengubah perilaku orang dewasa normal menjadi sebuah penyakit. Namun James Maddux, profesor psikologi di Universitas George Mason di Fairfax berkata, dalam kasus in, hal itu mungkin bukan apa yang terjadi.

Saya selalu skeptis dengan apa yang disebut sebagai 'gangguan', tetapi dalam kasus ini saya pikir hal tersebut bisa dibenarkan,” katanya seperti dilansir dari laman News Health.

Kuncinya, menurut Maddux, adalah bahwa penelitiannya didasarkan pada orang-orang yang benar-benar meminta bantuan dan terganggu tentang hal tersebut.”
Previous
Next Post »