Blogger Ateis Dibunuh Di Bangladesh

Washiqur Rahman tewas dibacok saat sedang berjalan menuju kantornya. Peristiwa serupa sebelumnya juga menimpa seorang blogger ateis, Avijit Roy
Washiqur Rahman tewas dibacok saat sedang berjalan menuju kantornya. Peristiwa serupa sebelumnya juga menimpa seorang blogger ateis, Avijit Roy
Belum reda pro-kontra kasus Avijit Roy, kini seorang blogger ateis bernama Washiqur Rahman juga tewas ditikam parang di Bangladesh pada Senin (30/3).

Seperti dilansir The Independent, Selasa (31/3), Rahman sedang berjalan menuju kantornya ketika tiba-tiba tiga orang menghampiri dan menyabetnya dengan parang.

"Polisi yang sedang bertugas di dekat lokasi menangkap dua penyerang dengan barang bukti tiga parang saat mereka berusaha melarikan diri dari lokasi setelah insiden terjadi," ujar petugas kepolisian Bangladesh, Humayan Kabir.

Rahman langsung dilarikan ke rumah sakit, tapi nyawanya tak dapat diselamatkan.

"Wajahnya terluka karena penjahat itu menyerangnya di muka," ucap Kepala Kepolisian Industri Tejgaon, Salauddin, kepada Dhaka Tribune.

Dua orang penyerang yang berhasil dibekuk polisi adalah seorang pelajar madrasah Chittagong, Zikrullah, dan rekannya dari kampus Islam di Mirpur, Ariful Islam. Sementara itu, pelaku ketiga berhasil melarikan diri.

"Saya menikamnya karena ia menghina nabi saya," tutur Zikrullah yang mengaku pergi ke Dhaka dan bermalam di masjid demi melancarkan rencana penyerangan ini.

Rahman sendiri memiliki akun blog dengan nama pena Kucchit Hasher Channa. Ia kerap menjadi target ancaman pembunuhan dari para ekstremis Muslim karena tulisan-tulisan ateisnya.

Menurut penelusuran Dhaka Tribune, Rahman sering melontarkan kritik mengenai kepercayaan yang dinilainya tidak rasional. Kepala jaringan aktivis dan blogger Bangladesh, Imran Sarker, mendeskripsikan Rahman sebagai seorang pemikir bebas yang progresif.

Rahman adalah blogger ateis kelima yang tewas mengenaskan di tangan ekstremis di Bangladesh beberapa tahun belakangan. Ia merupakan penggemar blogger anti-ekstremisme, Avijit Roy, yang juga dibunuh dengan cara serupa pada 26 Februari lalu.

Pada hari kematian Roy, Rahman memberikan penghargaan dengan tagar #IamAvijit dan slogan "Perkataan tidak dapat dibunuh."

Sebelumnya, kelompok Islam garis keras di Bangladesh telah mendesak pemerintah untuk mengeksekusi mati blogger ateis di negara itu. Selain itu, pemerintah juga diminta menerapkan peraturan untuk mencegah tulisan yang mengkritik Islam.
Previous
Next Post »