Berdasarkan laporan Pos Pengamatan Gunung Sinabung PVMBG terukur tremor menerus, 146 kali gempa guguran dengan amplitudo maksimum 5-120 mm, dan beberapa teramati luncuran awan panas sejauh 3,5 km ke selatan dengan tinggi kolom 2 km. "Pada malam hari juga tampak guguran lava pijar. Kemarin juga terjadi banjir lahar hujan di beberapa tempat sehingga merusak jalan," katanya.
Sedang pada Kamis terukur 118 kali gempa guguran dengan amplitudo maksimum 5-113 mm, tremor menerus, dan terjadi 22 kali awan panas guguran dengan puncak sejauh 4 km ke selatan dan 1 km ke tenggara, tinggi abu vulkanik 2 km. Dari pukul 18.06 WIB - 21.09 WIB terjadi 18 kali awan panas guguran. Lalu tampak kabut serta adanya angin timur-tenggara. "Tetapi belum ada perubahan satus, tetap Siaga (level III).
Sutopo menjelaskan, karena adanya peningkatan ini, masyarakat di beberapa desa di sekitar Gunung Sinabung, seperti Desa Sigarang-Garang, Kutagunggung, dan Sukanalu yang berjarak sekitar 3 km dari puncak kawah panik dan ketakutan. "Mereka bahkan sudah bersiap untuk evakuasi," tuturnya.
Sebagian warga Dusun Sibintun yang nekat tinggal di rumahnya, lanjut Sutopo, terpaksa dikeluarkan oleh aparat menuju ke Kabanjahe ke rumah yang telah mereka sewa. "Hingga saat ini aparat masih melakukan patroli dan pemantauan di lapangan," kata Sutopo.
Sutopo menambahkan, pada Sabtu 28 Maret lalu, sebanyak 795 KK (2.442 jiwa) warga Desa Sigarang-Garang dan Sukanalu telah dipulangkan karena sesuai rekomendasi PVMBG kedua desa tersebut aman dari erupsi Gunung Sinabung. Posko pengungsian erupsi Gunung Sinabung pun telah ditutup oleh Bupati Karo karena sudah tidak ada pengungsi.
Meski demikan, Sutopo meingimbau masyarakat tetap waspada. Jangan mendaki dan melakukan aktivitas di dalam radius 3 km serta tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 km untuk sektor selatan hingga tenggara (cenderung ke arah timur) Gunung Sinabung yang merupakan bukaan lembah gunung tempat terjadi aliran lava dan awan panas.
ConversionConversion EmoticonEmoticon