Kisah Si "Hantu Bulu Putih" Pada Perang Vietnam

Carlos Norman Hathcock II
Carlos Norman Hathcock II
Usai mengakhiri Perang Korea, Amerika Serikat (AS) berupaya mengendalikan penyebarluasan ideologi komunisme di negara-negara Asia. Kemenangan yang diraih tentara Viet Cong, identik dengan komunis, terhadap pasukan pendudukan Prancis membuat AS kalang kabut dan berencana menjatuhkan kekuasaan mereka.

Tanpa menunggu lama setelah Prancis menyatakan menarik seluruh pasukannya dari Vietnam, AS mulai menggelar invansi terhadap negara tersebut. Hingga tahun 1968, tak kurang 536.100 personel pasukan dari seluruh divisi telah diterjunkan. Perang ini sendiri telah menewaskan 58.303 serdadu AS dan melukai 303.644 orang lainnya.

Di antara ratusan ribu pasukan, Carlos Norman Hathcock II menjadi salah satu prajurit yang namanya menjadi legenda selama Perang Vietnam. Bahkan, disebut-sebut namanya bikin tentara Vietnam Utara bergidik ngeri. Sepanjang keterlibatannya, Hathcock telah menghabisi 93 nyawa prajurit Viet Cong.

Berkat kegigihannya di medan tempur, Hathcock diganjar penghargaan berupa medali Silver Star, Medali Pujian Angkatan Laut dan Purple Heart. Selama perang, Hathcock mengandalkan senapan penembak runduk jenis M21.

Sebelum bergabung dengan Marinir AS, Hathcock dikenal sebagai sosok yang berprestasi di olahraga menembak. Sejak 10 tahun, lelaki ini telah memenangi berbagai kejuaraan, termasuk kejuaraan menembak Wimbledon pada 1965. Selang setahun setelah merengkuh gelar itu, dia pun dikirim ke Vietnam.

Tiba di negeri yang sangat asing baginya itu, Hathcock ditempatkan sebagai polisi militer. Namun, tugas ini dianggapnya membosankan hingga membuatnya meminta untuk ditugaskan ke medan pertempuran. Permintaan itu pun diluluskan dan ditempatkan sebagai tim pengintai, tugas ini tak juga memuaskan hasratnya.

Setelah mengutarakan keinginannya, salah satu perwira Marinir lantas mempertanyakan keahliannya sebagai penembak runduk, enam bulan setelahnya dia berhasil menembak mati 14 tentara Viet Cong. Hingga akhirnya bergerak penuh bersama rekan-rekannya sesama marinir memburu musuh di hutan belantara. Dalam tugasnya, Hathcock ditemani John Roland Burke dan beroperasi di Bukit 55.

Salah satu momen yang paling terkenal adalah keberhasilannya saat pelurunya menembus teropong senapan. Kejadian ini kemudian ditiru dalam setiap film Hollywood yang mengisahkan perang antar penembak runduk.
Carlos Norman Hathcock II
Carlos Norman Hathcock II
Peristiwa ini bermula dari salah satu sniper Viet Cong benama sandi 'Cobra' berhasil menembak mati tujuh orang marinir dan tengah mengincar nyawa Hathcock. Namun, justru Hathcock yang berhasil menemukannya lebih dulu setelah menemukan kilatan cahaya dari teropong senapan musuh.

Kedua sniper ini saling membidik. Hathcock lebih cepat sepersekian detik. Peluru senapannya melesat menembus teropong bidik lawannya. Peluru itu tepat mengenai mata dan membunuh sniper lawannya.

Akibat kemampuannya ini, Tentara Pembebasan Vietnam atau Viet Cong menghargai nyawanya dengan nilai USD 30 ribu. Tentara Viet Cong pun menjulukinya Long Tra'ng du'Kich, atau si Bulu Putih. Memang Hathcock selalu menyelipkan sebuah bulu burung berwarna putih di topi rimbanya. Bulu ini nyaris tak pernah lepas dan menjadi ciri khasnya. Sosoknya menjadi hantu yang menakutkan di belantara Vietnam. Tanpa terlihat sebutir peluru akan tepat bersarang di kepala atau jantung musuhnya.

Keterlibatannya di Perang Vietnam berakhir saat kendaraan amfibinya disergap tentara Viet Cong. Saat itu, dia berhasil meloloskan diri setelah menyelamatkan tujuh rekannya serta mengalami luka bakar hingga 40 persen. Namun, keberaniannya dalam kejadian itu sempat meraih sejumlah pujian meski semua itu ditolaknya mentah-mentah.

Usai perang, Hathcock tak pernah membesar-besarkan perannya tersebut. Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi, dia menganggap aksinya itu adalah tugas negara.

"Itu semua cuma tugas. Saya adalah Marinir. Apa yang saya lakukan adalah perintah yang disampaikan kepada saya, dan saya melakukan yang terbaik yang saya bisa," ucapnya.

Pria kelahiran Little Rock, Arkansas ini meninggal dunia saat usianya masih 56 tahun pada 22 Februari 1999 lalu. Pangkat terakhir yang disandangnya adalah Sersan. Pemerintah AS mengabadikan julukan Bulu Putih atau White Feather sebagai nama senapan penembak jitu.
Previous
Next Post »